Kamis, 29 Mei 2008

saat ia pergi.....

Selepas keindahan itu mendadak pergi meninggalkanku...
Ku mencoba untuk tetap terlihat tenang...

Selalu saja mencoba untuk tersenyum...
Walau dalam hatiku terkoyak sakit...

Sesuatu yang tak pernah kuakhiri...
Dengan asaku yang tiada pasti...

Biarlah keindahan itu terus bersinar...
Meninggalkan hari-hari penuh arti...

Aku memang bukan apa-apa...
Aku hanyalah se-ekor burung kecil yang mencoba tuk belajar terbang..
Aku hanya mahluk kecil yang kadang jatuh tersungkur...

Aku hanya ingin berbuat sesuatu yang berarti bagi orang lain...

oleh:satrio anggada


aku mencoba menjadi arti...

Selasa, 13 Mei 2008

Etika berpendapat dalam islam

ETIKA BERBEDA PENDAPAT

Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat. Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.

Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah. Karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman yang artinya:
"Dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Kitab) dan Rasul". (An-Nisa: 59).

Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.

Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.

Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.

Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatang yang dialamatkan kepada anda.

Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.

Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah-membantah dan kasar menghadapi lawan.

(Sumber: Kitab "Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari" By : Al-Qismu Al-Ilmi-Dar Al-Wathan)

Senin, 12 Mei 2008

..perjalanan..

kita akan selalu berada dipersimpangan bersama kebimbangan,
dengan perhitungan,keberanian ataupun perasaan,
kita akan berada dalam pilihan yang penuh hasrat,fantasi dan impian
dalam setiap langkah kita menyimpan kekuatan dan nafsu

tubuh dan jiwa adalah unsur yang mereduksi semua
dalam kebesaran hati,kebaikan,kepintaran,ketololan dan kekejian
kita akan berjalan,
hingga akhirnya akan menemukan sebuah kesimpulan.
bahwa rasa sakit dan bahagia hanya kiasan dalam setiap langkah
namun bukanlah tujuan dari sebuah pilihan..

Kekecewaan bukanlah tamparan
Melainkan musuh yang baik melebihi kawan
Dari dialah pelajaran berharga ku simak

Hingga akhirnya…
ku tak pernah kecewa memainkan rasa
meskipun kembali membawaku pada langkah yang sama
penuh kepedihan dan gelak tawa
tapi itu biasa....

mungkin...
dengan doa,usaha dan keyakinan..
akhirnya membawa kita pada suatu masa
dimana hasrat,fantasi dan impian
kita rasakan tanpa duka
hanya kebahagiaan yang tiada habis dan kurang
bersama cinta dan kasih sayang.


oleh:satrio anggada

Minggu, 11 Mei 2008

lelaki sejati

"..lelaki sejati.."
oleh:satrio anggada

Lelaki sejati bukanlah dilihat dari wajahnya yang tampan,tetapi dari ketampanan yang ada dihatinya.

lelaki sejati bukanlah dilihat dari keberanianya maju kemedan perang,tetapi dilihat dari keberanianya membela kebenaran.

lelaki sejati bukan dilihat dari bahunya yang kekar,tetapi kasih sayangnya terhadap orang disekitarnya.

lelaki sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang,tetapi dari kelembutanya mengatakan kebenaran.

lelaki yang sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati ditempat kerja,tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

lelaki sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan,tetapi dari sikap bijaknya menghadapi persoalan.

lelaki sejati bukan dilihat dari banyaknya wanita yang memuja,tetapi dari komitmenya terhadap wanita yang dicintainya.

lelaki sejati bukan dilihat dari jumlah tanggung jawab yang dibebankan kepadanya,tetapi dari tabahnya ia menghadapi liku-liku kehidupan.

lelaki sejati bukan dilihat dari rajinya ia membaca al-quran,tetapi dari konsistenya menjalankan apa yang ia baca.

beasiswa al-azhar

Assalamualaikum wr wb

Bagi rekan-rekan yang memiliki saudara/anak/adik lulusan SMA/sederajat
thn 2007 atau 2008, tersedia Beasiswa Korporat dari Universitas Al
Azhar Indonesia. Rekan-rekan yang mendapat beasiswa ini dibebaskan
dari uang kuliah dan BOP full selama 8 semester, dan hanya dikenakan
biaya kegiatan kemahasiswaan saja setiap semesternya.

Informasi lebih lanjut bisa dilihat di :
http://www.uai.ac.id/index.php?subaction=showfull&id=1209999901&archive=&start_from=&ucat=&

Syarat dan pendaftaran di :
http://www.uai.ac.id/beasiswa/

Mohon diinformasikan kepada yang membutuhkan.

Sabtu, 10 Mei 2008

Elegiku...

"suatu pagi di sebuah sudut ibukota yang buram

Muram

Berselimut jelaga hitam

Sebuah potret pagi yang terperangkap miris

Mengiris

Ditingkahi gerimis

Rintik dan begitu ritmis...

Menyapa sudut hati yang tersipu...

Tuhan... cinta macam apalagikah yang kini menyapaku?"






Bercermin dengan aib sendiri

Oleh : Muhammad Nuh
dakwatuna.com - "Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya." (Al-Bukhari)
Indahnya nikmat keimanan. Hati yang semula gelap menjadi terang. Bahaya dan penyakit di sekitar diri yang sebelumnya tertutupi, bisa terlihat jelas. Kian tampak mana yang baik, dan yang buruk. Dalam hal apa pu. Termasuk, dalam pergaulan dan persaudaraan Islam.
Tak ada manusia yang serba sempurna
Saat ini tak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Selalu saja ada kekuranga. Boleh jadi ada yang bagus dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara. Bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi kalau ada singgungan. Kuat di satu sisi, tapi rentan di sudut yang lain.
Dari situlah seorang mukmin mesti cermat mengukur timbangan penilaian terhadap seseorang. Apa kekurangan dan kesalahannya. Kenapa bisa begitu. Dan seterusnya. Seperti apa pun orang yang sedang dinilai, keadilan tak boleh dilupakan. Walaupun terhadap orang yang tidak disukai. Yakinlah kalau di balik keburukan sifat seorang mukmin, pasti ada kebaikan di sisi yang lain. Tidak boleh main 'pukul rata': "Ah, orang seperti itu memang tidak pernah baik!"
Allah swt. meminta orang-orang beriman agar senantiasa bersikap adil. Firman-Nya dalam surah Al-Maidah ayat 8,"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah; menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali kebencianmy terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dari timbangan yang adil itulah, penilaian jadi proporsional. Tidak serta-merta mencap bahwa orang itu pasti salah. Mungkin, ada sebab yang membuat ia lalai, lengah, dan kehilangan kendali. Bahkan boleh jadi, jika pada posisi dan situasi yang sama, kita puntidak lebih bagus dari orang yang kita nilai.
Kekurangan diri seorang mukmin merupakan ujian mukmin yang lain.
Sesama mukmin seperti satu tubuh, Ada keterkaitan yang begitu kuat. Sakit di salah satu bagian tubuh, berarti sakit pula di bagian yang lain. Cela pada diri seorang mukmin, berarti cela pula buat mukmin yang lain.
Setidaknya, ada dua ujian buat seorang mukmin ketika saudaranya tersangkut aib. Pertama, kesabaran untuk menanggung keburukan secara bersama. Siapa lagi yang layak memberi kritik dan arahan kalau bukan saudara sesama mukmin. Karena dialah yang lebih paham seperti apa daya tahan keimanan saudaranya sesama mukmin. Sabar untuk senantiasa menegur, mendekati, dan memberi solusi.
Kedua, kesabaran untuk tidak mengabarkan keburukan saudaranya kepada orang lain. Ini memang sulit. Karena lidah kerap usil. Selalu saja tergelitik untuk menyampaikan isu-isu baru yang menarik. Tapi sayangnya, sesuatu yang menarik buat orang lain kadang buruk buat objek yang dibicarakan. Di situlah ujian seorang mukmin untuk mampu memilih dan memilah. Mana yang perlu dikabarkan, dan mana yang tidak.
Rasulullah saw. bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang suka mendengar-dengar berita rahasia orang lain." (Al-Bukhari)
Tataplah kekurangan diri sebelum menilai kekurangan orang lain
Ego manusia selalu mengatakan kalau 'sayalah yang selalu baik. Dan yang lain buruk'. Dominasi ego seperti inilah yang kerap membuat timbangan penilaian jadi tidak adil. Kesalahan dan kekurangan orang lain begitu jelas, tapi kekurangan diri tak pernah terlihat. Padahal, kalau saja bukan karena anugerah Allah berupa tertutupnya aib diri, tentu orang lain pasti akan secara jelas menemukan aib kita.
Sebelum memberi reaksi terhadap aib orang lain, lihatlah secara jernih seperti apa mutu diri sendiri. Lebih baikkah?
Atau. jangan-jangan lebih buruk. Dari situlah ucapan syukur dan istighfar mengalir dari hati yang paling dalam. Syukur kalau diri ternyata lebih baik. Dan istighfar jika terlihat bahwa diri sendiri lebih buruk.
Tatap aib saudara mukmin lain dengan pandangan baik sangka. Mungkin ia terpaksa. Mungkin itulah pilihan buruk dari sekian yang terburuk. Mungkin langkah dia jauh lebih baik dari kita, jika berada pada situasi dan kondisi yang sama.
Membuka aib seorang mukmin berarti memperlihatkan aib sendiri
Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bersaudara.Sebuah persaudaraan yang jauh lebih sakral ketimbang satu ayah dan satu ibu. Karena Allah sendiri yang menyatakan kekuatan persaudaraan itu; "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara...." (Al-Hujurat: 10)
Ketika seorang mukmin membuka dan menyebarkan aib saudaranya, ada dua kesalahan yang dilakukan sekaligus. Pertama, ada citra keagungan orang-orang beriman yang terkotori. Dan reaksi yang muncul memojokkan umat Islam, "Yah, sama saja. Keimanan tidak bisa jadi jaminan!" Dan seterusnya.
Kedua, orang yang gemar menyebarkan aib saudaranya, sebenarnya tanpa sadar sedang memperlihatkan jati dirinya yang asli. Antara lain, tidak bisa memegang rahasia, lemah kesetiakawanan, dan menyebar berita bohong. Semakin banyak aib yang ia sebarkan, kian jelas keburukan diri si penyebar.
Benar apa yang dinasihatkan Rasulullah saw. bahwa diam adalah pilihan terbaik ketika tidak ada bahan ucapan yang baik. Simpanlah aib seorang teman dan saudara sesama mukmin, karena dengan begitu; kelak, Allah swt., akan menuntup aib kita di hadapan manusia.

preambule

assalamualaikum sahabatku,


setelah sekian lama berhasrat,bernafsu dan bermunajat ingin membuat sesuatu yang dapat menyalurkan sedikit pemikiran,keluh dan kesah dalam hidup yang mungkin dapat berguna,minimal utuk mengingatkanku pada masa lalu untuk menyongsong masa depan.
dan disini aku berdiri......

disini kalian tak akan menemukan hal yang berharga selain keterbatasan,tapi aku hanya ingin berbagi........meskipun sedikit.

hal terindah yang kuharapkan dari kalian hanya ketulusan,kejujuran dan kepercayaan.maka untuk itu kita akan berbagi.